Ta jil Gratis Untuk
Fatimah
Oleh Desliana
Bulan
yang penuh keberkahan hadir lagi,merasa gembira masih di pertemukan lagi
dengannya. Kegembiraan itu semakin lengkap karena penambahan ujian akhir
semester serta pesta demokrasi . Ramadhan tahun lalu aku baru lulus SMA. Kutuliskan.
Namaku di lembaran formulir menjadi mahasiswa baru di kampus Islami Jakarta Timur. Hari ini
adalah hari ke tiga di mana aku mengikuti ujian akhir semester dua ,baju putih
hitam menghiasi tubuhku menandakan kalau hari ini ujian akhir semester
berlangsung. Jarak antara kampus dengan rumahku tidak terlalu jauh hanya dengan
tempuhan satu angkutan umum .Matahari yang menampakkan seyumnya tepat di atas
kepalaku membuatku enggan pulang terburu-buru. Akhirnya Ku putuskan untuk
berdiam diri di Mushola untuk melaksanakan Kewajibanku sebagai seorang muslim, Aku
tak sendiri di sana aku di temani Fatimah ,Sahabatku ini selalu menemaniku dalam
setiap aktivitas kampusku dari mengikuti seminar-seminar hingga menjadi anggota himpunan mahasiswa jususanku.
“Des,hari ini ada debat
Capres di salah studio tv”,gumam fatimah sambil memperlihatkan ponselnya.
“Hah…???? Dimana?”
Sahutku sambil merapikan kain putih ku pakai saat melaksanakan kewajibanku
sebagai muslimah.
“Di tv swasta, Ayo
ikut,aku mau ikut bareng Reni”
Fatimah mengajakku
untuk ikut hadir debat capres
“Aku bingung…”jawabku
merenungi diri karena belum izin dengan orang tua.
“Udah ikut,,udah aku
daftarin ya lewat SMS ke CP nya..”ajak fatimah dengan nada memaksaku untuk
menemaninya
“Hah kamu daftarin ,,??
Aku ga jadi ikut ya aku mau buka puasa di rumah saja lah”.Sahutku menolak
“Tapi aku sudah bilang
dengan ka aisyah untuk hadir bersama kamu Reni aku.” kata fatimah
“hemmm ,,gimana ya ?emang
pulang jam berapa ?” tanya ku karena aku cemas pulang malam.
“aku ga tauu?kita
tunggu saja ya ngumpul jam 4 di depan gedung B , dapat buka puasa juga lohhhh
lumayan kan ta jilnya” ujar Fatimah
Fatimah menjawab tanyaku itu dengan semangat karena ta
jil yang didapat secara grais dari tv
swasta itu. Fatimah memang anak Kost yang selalu mencari ta jil dari masjid ke
masjid saat Bulan Ramadhan .Ia menghemat uang jajan yang di berikan setahun
sekali dari orang tua nya.Ramadhan tahun ini adalah tahun pertama tidak dapat
berjumpa dengan orang tuanya.Ia berharap dapat pulang kampung setelah Uas berakhir dan kembali kota
kelahirannya bukit tinggi Kota Padang untuk berlebaran di sana.
Aku
yang tak mau hadir debat capres karena kecemasan dengan angkutan umum jarang
melintas saat malam .Baju hitam putih pun ku kenakan ,sudah mulai basah dengan
air menetes dari ketiakku .Ku pinta minyak wangi kepada Fatimah karena aku malu
kalau berangkat bau badanku terdengar semua orang.Jarum jam yang berlari
semakin kencang menunjukkan sudah pukul empat sore ini artinya kita kumpul di
depan gedung B untuk mengikuti acara di tv swasta itu.Terparkir Bus besar
berwarna biru di depan gedung B menjemput kami untuk hadir dalam debat capres. Ku
sematkan mukena untuk memenuhi perintah-Nya sebelum beranjak pergi meninggalkan
kampus tercinta. Kami mendekati gedung B setelah memenuhi perintah-Nya .Ku
tengok masih sepi hanya ada orang
berlalu-lalang pulang rumah masing-masing. Perlahan –lahan para peserta datang
menghampiri ,kami berangkat pukul lima sore. Memungut jalan demi jalan dan
memandangi kota Jakarta yang penuh dengan gambar –gambar calon pemimpin Indonesia
.Aku dan teman –teman lainnya tidak membawa air putih atau ta jil untuk berbuka
puasa karena kami hanya mengharapkan pemberian ta jil dari tv swasta itu. Kami
berbuka puasa di atas bus biru itu dengan sebungkus permen ,dan setetes air
yang di bawa seorang temanku. Suasana ini belum pernah ku alami selama ini
namun kenikmatan berbuka puasa bersama menghilangkan rasa lapar dan hausku
walau hanya sebungkus permen dan seteguk air. Kami pun tiba di tv swasta itu
dan mengantri untuk mengambil ta jil yang kami harapkan. Setelah itu kami
sholat magrib di sana lalu mengikuti acara debat capres itu.